METODE DAN MEDIA
A.
METODE
v Pengertian Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang
berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,
maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau
bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.
Metode dapat mengacu kepada beberapa
hal berikut:
·
Metode ilmiah,
langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh hasil ilmiah.
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam
usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos
uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
·
Metode (ilmu komputer),
suatu bagian kode yang digunakan untuk melakukan suatu tugas.
·
Metode (musik), semacam buku teks untuk
membantu murid belajar memainkan alat musik.
·
Metode Mengajar, merupakan
cara yang dilakukan oleh seorang pendidik atau seorang guru kepada naradidik pada saat
mengajar.
v Macam-macam
Metode
1.
Metode Ceramah ( Lecture )
Metode
ceramah berbentuk penjelasan pengajar kepada peserta didik dan biasanya diikuti
dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Yang perlu
dipersiapkan hanyalah daftar topic yang akan diuraikan dan media visual yang
sederhana.
Metode ini tepat untuk diterapkan bila :
a.
Kegiatan
intruksional baru dimulai.
b.
Waktu
terbatas, sedangkan informasi yang disampaikan banyak.
c.
Jumlah
pengajar sedikit, sedangkan jumlah peserta didik banyak.
Tetapi, metode ini mempunyai keterbantasan sebagai berikut :
a.
Partisipasi
peserta didik lemah.
b.
Kemajuan
peserta didik sulit dipantau.
c.
Perhatian
dan minat peserta didik tidak dapat dipantau.
2.
Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi mengambil bentuk sebagai contoh pelaksanaan suatu keterampilan atau
proses kegiatan.penggunaan metode ini mensyaratkan adanya suatu keahlian untuh
mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti
kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki
oleh pengajar dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mendemonstrasikan ulang.
Kesulitan penggunaan metode ini
adalah mendapatkan orang yang bukan ahli dalam mendemonstrasikan keterampilan
atau prsedur yang akan diajarkan, serta mampu menjelaskan setiap langkah yang
didemonstrasikan secara verbal.
3.
Metode Penampilan
Metode
Penampilan berbentuk pelaksanaan praktik oleh peserta didik di bawah supervisi
dari dekat oleh pengajar. Untuk menggunakan metode ini pengajar harus :
a.
Memberikan
penjelasan yang cukup kepada peserta didik selama berpraktik.
b.
Melakukan
tindakan pengamanan sebelum kegiatan praktik dimulai untuk keselamatan peserta
didik dan alat-alat yang digunakan.
Metode penampilan tepat digunakan bila :
a.
Pelajaran
telah mencapai tingkat lanjutan.
b.
Kegiatan
instruksional bersifat formal, latihan kerja, atau magang.
c.
Peserta
didik mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajarinya ke dalam
situasi sesungguhnya.
d.
Kondisi
praktik sama dengan kondisi kerja.
e.
Dapat
disediakan bimbingan kepada peserta didik secara dekat selama praktik.
Keterbatasan penggunaaan metode penampilan adalah :
a.
Membutuhkan
waktu panjang, karena peserta didik harus mendapatkan kesempatan berpraktik
sampai baik.
b.
Membutuhkan
fasilitas dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh, dan dipelihara
secara terus menerus.
c.
Membutuhkan
pengajar yang lebih banyak, karene setiap pengajar hanya dapat membantu sejumlah
peserta didik.
4.
Metode Diskusi
Metode
Diskusi adalah interaksi antara peserta dari peserta didik, atau peserta didik
dengan pengajar untuk menganalisis, menggali, atau memperdebatkan topic atau
permasalahan tertentu.
5.
Metode Studi Mandiri
Metode
Studi Mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh peserta
didik tanpa bimbingan atau pengajaran khusus.
Metode ini dilakukan dengan cara :
a.
Memberikan
daftar bacaan kepada peserta didik peserta didik yang sesuai dengan
kebutuhannya.
b.
Menjelaskan
hasil yang diharapkan dicapai oleh peserta didik pada akhir kegiatan studi
mandiri.
c.
Mempersiapkan
tes untuk menilai keberhasilan peserta didik.
Penerapan metode ini adalah :
a.
Pada
tahap akhir proses belajar.
b.
Dapat
digunakan pada semua mata pelajaran.
c.
Menunjang
metode intruksional yang lain.
d.
Meningkatkan
kemampuan kerja peserta didik.
e.
Mempersiapkan
siswa untuk kenaikan tingkat atau jabatan.
f.
Memberi
kesempatan kepada siswa untuk memperdalam minatnya tanpa dicampuri peserta
didik lain.
6.
Metode Kegiatan instruksional Terprogram
Metode
Kegiatan instruksional Terprogram menggunakan bahan instruksional yang
disiapkan secara khusus. Untuk menggunakan metode ini perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Peserta didik harus benar-benar
memiliki seluruh bahan, alat-alat dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pelajaran tersebut.
b. Peserta didik harus benar-benar tahu
bahwa bahan itu bukan tes. Respon yang harus dibuat siswa selama proses
belajarnya dimaksudkan untuk membantu belajar, bukan untuk dijadikan dasar
penilaian dalam mata pelajaran tersebut.
c. Tersedia sumber yang dapat membantu peserta
didik bila mengalami kesulitan.
d. Secara periodik, peserta didik harus
dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-benar belajar.
Metode ini diterapkan untuk :
a. Kurang mendapatkan interaksi sosial.
b. Semua tahap belajar, dari permulaan
sampai dengan proses akhir belajar peserta didik.
c. Pelajaran formal, belajar jarak
jauh, dan magang.
d. Mengatasi kesulitan perbedaan
individual.
e. Mempermudah peserta didik belajar
dalam waktu yang diinginkan.
Metode ini memiliki keterbatasan sebagai berikut :
a. Bahan pelajaran yang telah
dikumpulkan dengan baik membuat peserta didik melalui urutan kegiatan belajar
yang sama. Hal ini membuat metode kurang fleksibel.
b. Biaya pengembangan tinggi.
c. Peserta didik kurang mendapat
interaksi sosial.
7.
Metode Latihan dengan Teman
Memanfaatkan
seorang peserta didik yang telah lulus dalam latihan tertentu untuk bertindak
sebagai pelatih bagi seorang peserta didik lain. Untuk menggunakan metode ini
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Mula-mula
seorang peserta didik memperhatikan peserta didik yang lain yang telah mencapai
tingkat lanjut dalam melaksanakan semua tugas di bawah supervisi pelatih.
b.
Setelah
mengenal tugas tersebut, peserta didik dilatih dalam keterampilan melakukannya.
c.
Setelah
lulus tes, ia menjadi pelatih untuk peserta didik berikutnya.
Metode ini dapat dilaksanakan apabila :
a.
Semua
tahap yang membutuhkan latihan satu persatu.
b.
Latihan
kerja, latihan formal dan magang.
Metode ini memiliki kelemahan sebagai berikut :
a. Terbatasnya siswa yang dapat dilatih
dalam satu periode tertentu.
b. Kegiatan latihan harus senantiasa
dikontrol secara langsung untuk memelihara kualitas.
8.
Metode Simulasi
Metode
ini menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses,
kejadian, atau benda yang sebenarnya. Metode simulasi adalah metode yang
diberikan kepada peserta didik, agar peserta didik dapat menggunakan sekumpulan
fakta, konsep, dan strategi tertentu. Penggunaan metode tersebut memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi sehingga dapat mengurangi
rasa takut. Metode simulasi cenderung lebih dinamis dalam menanggapi gejala
fisik dan sosial, karena melalui metode ini seolah-olah peserta didik melakukan
hal-hal yang nyata ada. Dengan mensimulasikan sebuah kasus atau permasalahan,
seseorang akan lebih menjiwai keberadaannya.
9.
Metode Sumbang pendapat atau sumbang saran
(Brainstorming)
Proses
penampungan pendapat dari peserta didik tanpa evaluasi terhadap kualitas
pendapat tersebut. Metode ini tepat digunakan untuk meningkatkan partisipasi peserta
didik dalam mengajukan pendapatnya. Tetapi, metode ini dapat menimbulkan
frustasi di kalangan peserta didik, karena mereka tidak menemukan konsensus
pada akhir proses tersebut. Akan tetapi guru dapat mengambarkan bahwa yang diminta adalah
buah fikiran dengan alasan-alasan rasional.
10.
Metode Studi Kasus
Metode
studi kasus berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi
tertentu, kemudian peserta didik ditugaskan mencari alternative pemecahannya.
Metode ini digunakan untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan
mendapatkan persepsi baru dari suatu konsep atau maslah. Metode ini tepat
digunakan untuk peserta didik yang mempunyai latar belakang pengetahuan yang
cukup dalam masalah tersebut.
Kesulitan metode ini adalah :
a.
Mendapat
kasus yang telah ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan dan
sesuai dengan lingkungan kehidupan peserta didik.
b.
Mengembangkan
kasus sangat mahal.
11.
Metode Computer Assisted Learning (CAL)
Metode
ini berbentuk suatu seri kegiatan belajar yang sangat berstruktur dengan
menggunakan computer. Metode ini dapat digunakan pada setiap tingkat
pengetahuan dari yang sederhana sampai dengan yang paling kompleks. Kesulitan
penggunaan metode ini :
a.
Pengembangan
program CAL membutuhkan biaya tinggi dan waktu lama.
b.
Pengadaan
dan pemeliharaan alat yang mahal.
12.
Metode Insiden
Merupakan
variasi dari metode studi kasus. Peserta didik dibekali dengan data dasar yang
tidak lengkap tentang peristiwa atau masalah. Ia harus mencari data tambahan
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya tentang
peristiwa atau masalah tersebut. Kelebihan metode ini dari metode studi kasus
adalah peserta didik belajar menyusun dan menyelami masalah lebih dahulu sebelum
belajar berpikir kritis untuk mencari pemecahannya.
13.
Metode Praktikum
Berbentuk
pemberian tugas kepada peserta didik untuk menyelesaikan suatu proyek dengan
berpraktik dan menggunakan instrumen tertentu.
14.
Metode Proyek
Metode proyek berbentuk pemberian tugas
kepada semua peserta didik untuk dikerjakan secara individual. Metode ini
bertujuan membentuk analisis masing-masing peserta didik.
15.
Metode Bermain Peran
Berbentuk
interaksi antara dua atau lebih peserta didik tentang suatu topik atau situasi.
Metode sosiodrama (role playing) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran
dengan mendramasisasikan tingkah laku dalam hubungan social dengan suatu
problem, agar peserta didik dapat memecahkan masalah sosial. Metode sosiodrama
adalah metode yang bertujuan untuk mempertunjukkan suatu perbuatan dari suatu
pesan yang ingin disampaikan dari peristiwa yang pernah dilihat. Metode ini
juga menjadikan peserta didik menjadi senang, sedih, tertawa jika pemerannya
bisa menjiwai dengan baik.
16.
Metode Seminar
Metode seminar berbentuk kegiatan
belajar bagi sekelompok peserta didik untuk membahas topik atau masalah
tertentu. Setiap anggota seminar diharapkan aktif berpartisipasi. Penyelesaian
tugas membahas topic atau masalah tersebut menjadi tanggung jawab anggota
seminar, sedangkan pengajar bertindak sebagai narasumber.
17.
Metode Simposium
Metose symposium mengetengahkan
suatu seri ceramah mengenai berbagai kelompok topik dalam bidang tertentu.
Ceramah tersebut diberikan oleh beberapa ahli.
18.
Metode Tutorial
Metode
tutorial berbentuk pemberian bahan belajar yang telah dikembangkan untuk
dipelajari peserta didik secara mandiri dan kesempatan berkonsultasi secara
perodik tentang kemajuan dan masalah yang dialaminya.
19.
Metode Deduktif
Metode deduktif dimulai dengan pemberian penjelasan tentang
prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian disusul dengan penerapannya atau
contoh-contohnya pada situasi tertentu. Metode ini bergerak dari yang bersifat
umum ke yang bersifat khusus.
Metode ini tepat digunakan bila :
a.
Peserta
didik belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari.
b.
Isi
pelajaran meliputi terminology, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan
proses berfikir kritis.
c.
Pengajar
mengenai pelajaran tersebut mempunyai pesiapan yang baik dan pembicara yang
baik.
d.
Waktu
yang tersedia singkat.
20.
Metode Induktif
Metode induktif dimulai dengan pemberian berbagai kasus,
fakta, contoh, atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian,
peserta didik dibimbing untuk berusaha keras mensintetis, menemukan, atau
menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut. Metode ini disebut pula
metode discovery atau Socratic.
Metode ini tepat digunakan bila :
a.
Peserta
didik telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan
mata pelajaran tersebut.
b.
Yang
akan diajarkan berupa keterampilan berkomunikasi antar pribadi, sikap,
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
c.
Pengajar
mempunyai keterampilan mendengarkan yang baik, fleksibel, terampil mengajukan
pertanyaan, terampil mengulang pertanyaan, dan sabar.
d.
Waktu
yang tersedia cukup panjang.
21.
Metode
Konstruktivisme
Metode
konstruktivisme berbasis eori dan filsafatbelajar yang menganut prinsip bahwa
pengetahuan peserta didikdikonstruksi berdasarkan aktivitas mentalnya pada saat
proses instruksional. Peserta didik mengkontruksi dansekaligus memberikan arti
pengetahuan tersebut bagi kehidupan pribadinya. Mtode konstruktivisme membentuk
proses belajar sebaga aktivitas internal peserta didik dengan melibatkan diri
dalam interaksi dengan dunia nyata. Selama proses belajar, peserta didik
mengambil tanggung jawab utama sampai tercapainya hasil belajar yang
diharapkan.
Kegiatan
instruksional dalam metode konstuktivismedilakukan dengan tahap sebagai berikut
:
a.
Pengembangan
situasi yang meliputi penjelasan tentang tujuan instruksional, pentingnya
pencapaian tujuan, proses interaksi, dan cara menunjukan hasil belajar.
b.
Pengorganisasian
kelompok peserta didik.
c.
Membangun
‘jembatan” yang menghubungkakn pengetahuan yang sudah dikuasai pada awal
kegiatan instruksionaldengan pengetahuan baru yang sedang di pelajari.
d.
Mengajak
refleksi yang meliputi penilaian kolektif tentang tahapan instruksional.
22.
Problem-Base
Learning
Kegiatan
instruksional dengan metode problrm-base
leraning dimaksudkan untuk membangun
kompetensi peserta didik dalam memecahkan maslah yang kompleks dalam dunia
nyata melalui penggunaan penelitian, teori, dan prinsip yang relevan dengan
maslah yang dihadapi.
23.
Inquiry
Metode inquiry digunakan untuk
pengambangan kekuatan berfikir secara rasional. Didalamnya mengandung kemampuan
bertanya, menciptakan hipotesis dan menguji teori. Kegiatan instruksional dalam
metode inquiry meliputi :
a.
Pengindentifikasian
masalah.
b.
Mengindentifikasi
rincian pertanyaan-pertanyaan yang relevan masalah.
c.
Membuat
berbagai alternative hipotesis.
d.
Memilih
rumusan hipotesis.
e.
Menganalisis.
f.
Menyimpulkan.
24.
Discovery
Metode
discovery merupakan kegiatan instruksionalyang memberikan kesempatan kepad
apeserta didik untuk mendapatkan sendiri pengetahuan baru. Peserta didik harus
aktif melakukan kegiatan belajar sendiri dan memberikan kemungkinan untuk
melakukan tindakan “coba-coba”. Pada garis besarnya, metode discovery terdiri
dari tahapan berikut :
a.
Persiapan
b.
Pelaksanaan
c.
Penutup
Disamping
semua metode diatas, masih banyak metode lain yang dapat pula digunakan
termasuk suatu metode baru atau kombinasi beberapa metode yang diciptakan
setiap pengajar.
Berikut
ini dikemukakan table yang menunjukan hubungan metode dan kemampuan dalam
TIK. Table ini diharapakan dapat
dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam memilih metode disamping
pertimbangan-pertimbangan lain seperti : jumlah peserta didik, jumlah pengajar,
alat dan fasilitas yang tersedia, biaya, dan waktu.
No
|
METODE
|
KOMPETENSI DAN TIK
|
1.
|
CERAMAH
|
Menjelaskan
konsep, prinsip, atau prosedur
|
2.
|
DEMONSTRASI
|
Melakukan
suatu keterampilan berdasarkan standar prosedur tertentu
|
3.
|
PENAMPILAN
|
Melakukan
suatu keterampilan
|
4.
|
DISKUSI
|
Menganalisis/memecahkan
masalah
|
5.
|
STUDI
MANDIRI
|
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensintesis/mengevaluasi/melakukan
sesuatu, baik yang bersifat kognitif maupun psikomotorik.
|
6.
|
KEGIATAN
INSTRUKSIONAL TERPROGRAM
|
Menjelaskan
konsep, prinsip, atau prosedur
|
7.
|
LATIHAN
DENGAN TEMAN
|
Melakuakan
suatu keterampilan
|
8.
|
SIMULASI
|
Menjelaskan,
menerapka, dan menganaisis suatu konsepdan prinsip
|
9.
|
SUMBANG
SARAN
|
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis
konsep, prinsip, dan prosedur tertentu
|
10.
|
STUDI
KASUS
|
Menganalisis/memecahkan
masalah
|
11.
|
COMPUTER
ASSISTED LEAMING
|
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mengevaluasi
suatu kasus
|
12.
|
INSIDEN
|
Menganalisis/memecahkan
masalah
|
13.
|
PRAKTIKUM
|
Melakukan
suatu keterampilan
|
14.
|
PROYEK
|
Melakukan
sesuatu/menyusun laporan suatu kegiatan
|
15.
|
BERMAIN
PERAN
|
Menerapkan
suatu konsep, prinsip, atau prosedur
|
16.
|
SEMINAR
|
Menganalisis/memecahkan
masalah
|
17.
|
SIMPOSIUM
|
Menganalisis
masalah
|
18.
|
TUTORIAL
|
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis
suatu konsep, prinsip, atau prosedur
|
19.
|
DEDUKTIF
|
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis
suatu konsep, prinsip, atau prosedur
|
20.
|
INDUKTIF
|
Mensintesis
suattu konsep, prinsip, atau prilaku
|
21.
|
KONSTRUKTIVISME
|
Memperoleh
pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan lama dan pengalaman melalui
kolaborasi dengan teman sejawat
|
22.
|
PROBLRM-BASED
LEARNING
|
Memperoleh
rumusan pemecahan masalah melalui interaksi belajar bersama teman sejawat
|
23.
|
INQUIRY
|
Kemampuan
berfikir dan bertindak sesuai dengan proses dan kaidah hokum
|
24.
|
DISCOVERY
|
Kemampuan
dan keberanian melakukan kegiatan “coba-coba” untuk mendapatkan jawaban
terhadap pertanyaan yang belum pernah ada jawabannya
|
B. MEDIA
v Pengertian Media
Kata
media berasal dari bahasa latin medius
yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab
media adlah perantara atau pengantar peasn dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach& Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cendrung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Dengan
kata lain, media adalah komponen suber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional si lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar. Dilain pihak, National Education Assosiation memberikan definisi
media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan
peralatannya, dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar,
ataupun dibaca.
Sekali lagi, beberapa istilah pokok
seputar media adalah :
a.
Teknologi
pembelajaran atau pendidikan
b.
Sumber
belajar
c.
Alat
peraga
v Ciri-ciri Media Pendidikan
Gerlach & Ely (1971)
mengemukakan tiga cirri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan
dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkinpengajar tidak mampu (atau
kurang efisien) melakukannya.
a. Ciri fiksatif (Fixative property) : Ciri
ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan
menrekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
b. Ciri manipulative (manipulative
property) : Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media
memiliki ciri manipulative. Contoh video editing
c. Ciri distributive (distributive
property) : Ciri distributive dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditranspormasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumpah peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relative
sama mengenai kejadian itu.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø M
ali Suparman. 2012. Desain Instruksional
Modern. Jakarta. Penerbit Erlangga
Ø Prof.
Dr. Azhar Arsyad,M.A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta. RajaGrafindo Persada